Saat ini sedang berlangsung diskusi pagi di TVOne seputar Judi SMS Premium. Diskusi ini dihadiri oleh pihak IMOKA (Asosiasi Mobile Konten Indonesia), pihak BRTI sebagai penyelenggara pengaturan administrasi telekomunikasi, dan seorang pengamat yang (maaf kelewat namanya pak) yang mempertanyakan soal status keabsahan penyelenggaraan SMS Premium dalam beberapa model.
Salah satu model bisnis yang dipertanyakan adalah seputaran HADIAH UNDIAN via SMS. Model bisnis SMS ini paling menyesatkan dengan informasi UNREG yang paling sulit dilakukan, deduksi pulsa secara berulang, dan cenderung mengarah ke praktek perjudian. Menurut pengamat, bahwa yang dijual hanyalah mimpi, tidak ada bentuk real, maka secara tidak langsung juga mendidik generasi muda untuk memiliki mental menjadi penjudi. Sekian banyak penelpon mengadukan pengalaman pribadi mengikuti SMS UNDIAN tersebut karena iming-iming hadiah yang luar biasa.
Model bisnis SMS lain yang cukup mengherankan adalah SMS ARTIS. Pertanyaan yang diajukan cukup menggelitik, yaitu bagaimana mungkin SEORANG ARTIS, yang dijanjikan akan menjawab seluruh pertanyaan SMS yang diajukan kepadanya melalui handphonenya sendiri, bisa menjawab 10.000 SMS yang masuk kepadanya. Jawaban yang disampaikan oleh artis tersebut dapat dipastikan adalah bukan berasal dari ARTIS tersebut, dan cenderung ke arah PENIPUAN. Pihak IMOKA Internal Affair menjawab dengan diplomasi bisnis, bahwa SMS tersebut memang benar berasal dari artis yang bersangkutan TAPI dikirim secara broadcast satu arah, alias tidak ada dialog dua arah antara pengirim SMS dan artis ybs. Hehee… bisa aja si bapak ini. Mungkin hapenya iya hape artis dibeli (oleh sapa ga tau), ditaruh di sana (oleh orang lain), dan/atau dilabeli nama artis
Dengan lebih dari 106 juta pengguna telpon genggam di Indonesia dan sekitar 10% nya menggunakan layanan SMS Premium, bisnis SMS Premium memang bukan bisnis main-main. Pada tahun 2003 ketika saya melakukan benchmark dengan China Mobile, jumlah pengguna cell phone di Indonesia masih 20 juta, sekarang sudah 106 juta. Dengan iuran bulanan per masing-masing operator 50 juta (Silver) sampai dengan 100 juta (Gold) yang harus dikali dengan 8 operator (400-800 juta) iuran bulanan, maka sekian banyak penyelenggara SMS Premium telah mengalami kebangkutan karena mahalnya biaya operasional yang ada, sebagian besar yang lain (100 operator SMS Premium, 50 diantaranya adalah member IMOKA) menikmati pundi-pundi miliaran rupiah perhari dari bisnis jualan pepesan kosong.
Bagaimana pengalaman anda mengenai bisnis SMS Premium? Atau bagaimana pandangannya menurut anda seharusnya? Apakah perlu pengaturan lebih lanjut atau biarkan menjadi model Porkas / SBSD 2.0? Kacau.
315
http://adinoto.org/?p=777
Tidak ada komentar:
Posting Komentar